oleh

PTPN VII Betung Krawo Tanam Perdana Kelapa Sawit

BANYUASIN – Seratus ribu lebih batang bibit kelapa sawit disiapkan untuk program tanam ulang (replanting) seluas 667 hektare di PTPN VII Unit Betung Krawo.

Penanaman perdana bibit kelapa sawit dimulai oleh Komisaris Utama PTPN VII Nurhidayat, Komisaris R Wiwin Istanti, dan SEVP Operation I PTPN VII Budi Susilo, Selasa (15/11/22).

Hadir pada agenda itu, Kabag Ops. I Daniel Solikhin, Kabag SPI Ary Askari, Manajer Betung Krawo Heria Kusworo, dan beberapa pejabat utama lainnya.

Penanaman perdana berlangsung di Afdeling 8 Desa Srikembang, Kecamatan Betung. Kepala Desa Srikembang dan Desa Sridadi yang merupakan desa penyangga hadir bersama perangkat. Sebanyak 25 anak yatim dari desa tetangga juga diundang yang kemudian mendapat uang tali asih dari perusahaan.

Dalam pengantarnya, Manajer PTPN VII Unit Betung Krawo Heria Kusworo menyatakan komitmen jajarannya menjalankan program replanting ini.

Menurutnya, replanting adalah proyeksi masa depan perusahaan yang juga akan menjadi gambaran nyata nasib seluruh karyawan, terutama yang bertugas di Betung Krawo.

BACA JUGA :  PTPN VII Sinkronisasikan HPP dengan Holding

“Saya sebagai manajer di Unit Beka (sebutan singkat Betung Krawo) menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Dewan Komisaris, Board of Management), dan seluruh pihak yang kemudian memilih Beka sebagai kebun kedua untuk replanting. Ini adalah masa depan kami, masa depan kita semua,” kata Heri, sapaan akrabnya.

Ia menjelaskan, secara teknis proses replanting di Betung Krawo telah dilaksanakan dengan kultur teknis yang sangat ketat. Dari penyediaan benih, kata dia, pihaknya menggunakan benih produksi Socfin dan PPKS Medan yang toleran terhadap penyakit Ganoderma dan direkomendasikan dari Holding Perkebunan Nusantara.

“Kami pakai benih unggul dari Socfin MT Gano dan PPKS 540 NG (Next Generation). Pembibitan sudah dilaksanakan sejak satu tahun yang lalu dan untuk ini sudah siap di tanam dan diharapkan pada usia tiga tahun sudah mulai produksi kategori TM-1 ( Tanaman Menghasilkan I) dengan target produksi 21 ton per hektare,” kata dia.

BACA JUGA :  Teh PTPN VII Raih Tiga Penghargaan Asosiasi Teh Indonesia

Memotivasi program ini, Komisaris Utama Nurhidayat kembali mengingatkan tentang krusialnya investasi, terlebih replanting tanaman.

Menurutnya, selain mahal dan lama, tanam ulang adalah titik awal menentukan proyeksi masa depan.

“Saya ingatkan kembali, jangan main-main dengan investasi tanaman ini. Sekali gagal, kita akan kehilangan momentum sangat besar. Oleh karena itu, saya kasih challenge kepada tim Beka untuk memastikan di akhir 2026 melaporkan bahwa tanaman ini sudah panen dengan produktivitas 21 ton per hektare,” kata dia.

Meskipun demikian, Nurhidayat menyatakan yakin tim Beka bisa menjalankan amanah ini dengan baik.

Beberapa yang harus dipenuhi, kata dia, adalah memastikan standar teknis dijalankan dengan benar, standar waktu, standar biaya, dan standar kerja harus dipatuhi.

“Investasi ini harus dipastikan berjalan sesuai standar teknis, timeline, pembiayaan, dan kinerja yang tepat. Dan saya yakin tim Beka ini sangat siap,” kata dia.

Sementara’itu, dalam sambutan singkatnya, SEVP Ops. I Budi Susilo mengaku optimistis dengan program replanting ini.

BACA JUGA :  Pangdam II Sriwijaya dan PTPN VII Bagikan Paket Sembako

Ia mengatakan, secara keseluruhan PTPN VII telah memulai program replanting untuk kelapa sawit pada 2022/2023 seluas 2.437 hektare. Secara berangsur, tanam ulang sudah dimulai dari Unit Sungai Lengi seluas 1.770 hektare dan dilanjutkan di Unit Betung Krawo seluas 667 hektare.

Secara teknis, replanting kelapa sawit di PTPN VII dilakukan dengan teknik terkini. Setiap hektare akan ditanam 143 batang dengan jarak sebilan meter dan bersilang di tengahnya berjarak 7,8 meter.

“Secara kultur teknis, kami menggunakan teknis terkini. Dan yang sangat krusial, kami pakai benih toleran terhadap penyakit ganoderma. Sebab, penyakit akar ini belum ketemu penangkalnya ketika tanaman sudah tumbuh. Mohon doa kita semua atau ikhtiar ini,” kata dia.

Selain upaya untuk teknis fisik, manajemen juga mengundang anak yatim untuk ikut berdoa bersama sebagai ikhtiar batiniah. Acara diakhiri dengan doa bersama dan penanaman pohon secara simbolis. (*)

addgoogle

Komentar