Bisnislampung.com – Prosesi memecahkan kaca penuh grafiti tulisan budaya buruk oleh Board of Management PTPN VII mewarnai launching Transformasi Ebitda (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization; indikator kinerja keuangan perusahaan) di Kantor Direksi PTPN VII, Rabu (15/12/21).
Tulisan berkonotasi negatif itu antara lain “Bossy, Pasif, Pesimis, Curang, Boros, Arogan, Malas, Ceroboh, Tidak Paduli,Masa Bodoh” dan beberapa sifat tidak produktif lainnya.
“Bismillah, mari kita hancurkan budaya buruk yang masih ada di setiap sendi perusahaan ini dan ganti dengan budaya/value sehingga kinerja PTPN VII melesat dan sustainable. PTPN Juara!,” kata Ryanto Wisnuardhy, Direktur PTPN VII yang didampingi SEVP Business Support Okta Kurniawan, dan SEVP Ops. II Dicky Tjahyono seraya mengayunkan stik golf ke kaca hingga hancur berantakan.
Drama “destruksi” itu bersamaan dengan aksi yang sama di Kantor Holding PTPN Grup dan anak perusahaan Holding perkebunan lainnya. Di Jakarta, Direktur Utama PTPN III Holding M. Abdul Ghani didampingi Komisaris Utama Zulkifli Zaini, seluruh Direktur Bidang, dan para pejabat utama.
Bedanya, mereka memukul tulisan-tulisan buruk itu pada videotron yang dirancang dengan teknologi digital.
Acara yang bertujuan untuk menginternalisasi nilai-nilai transformasi Ebitda yang dipandu Indra Herlambang itu diikuti 6.000-an peserta secara virtual.
Acara yang diselingi beberapa tayangan video testimoni dari karyawan PTPN itu juga diisi panel talk show yang menghadirkan beberapa pejabat di PTPN Holding dan anak perusahaan.
Sedangkan penghancuran budaya negatif itu adalah simbolisasi bahwa ke depan PTPN Grup harus berisi orang-orang dengan pemikiran optimistis, kerja keras, dan energi positif lainnya.
Dalam Pengantarnya, Muhammad Abdul Ghani mengatakan, Holding Perkebunan Nusantara kan melaksanakan 9 Program Transformasi EBITDA yaitu Optimasi Penjualan (revenue Enhancement), Sentralisasi Pengawasan Kinerja Operasional I Optimasi Biaya Angkut (Logistic Optimization), Sentralisasi dan Digitalisasi Proses Pengadaan (Procurement Excellence).
kemudian, peningkatan dan produktivitas & kompetensi SDM (Organizational Excellence), Efiseinsi Biaya Amdinistrasi dan Umum (Zero Based Budgeting).
Selain itu, penguatan Manajemen Antara Holding maupun anak perusahaan (Management Review Cycle), Pengawasan Arus Kas Terpusat dan Terkendali (Cash Control Tower), dan terakhir Katalisator Perubahan, Monitoring dan Merealisasikan Value (strategic Transformation Office).
Dan ini kita launching Transformasi Ebitda. Saya sudah 37 tahun berkiprah di PTPN baru kali ini mengalami transformasi massif seperti ini,” kata dia.
Ghani menambahkan, program transformasi di PTPN Grup telah mengubah wajah dan isi korporasi. Selain semakin dinamis positif yang dibuktikan dengan mulai mencetak laba pada 2021, budaya kerja dan efektivitas manajemen menjadi jauh lebih akuntabel, transparan, cepat, dan bertanggung jawab.
Dengan potensi yang amat besar, tambah Ghani, PTPN Grup akan segera memimpin dalam bisnis agro, terutama untuk komoditas kelapa sawit, karet, dan gula.
Catatan kritisnya, semua level, dari top leader sampai ke karyawan di lini lapangan menjadi ujung tombak produksi harus berkomitmen pada nilai-nilai transformasi Ebitda ini.
Senada dengan Ghani, Komisaris Utama PTPN Holding Zulkifli Zaini mengaku sangat optimistis PTPN Grup sebagai entitas usaha bidang agro akan sangat baik.
Mantan Direktur PT PLN yang baru sepekan menjabat Komut PTPN Holding itu mengaku mendapat tugas dari Menteri BUMN untuk memberi nilai tambah kompetitif kepada PTPN Holding.
“Saya mendapat tugas dari Pak Menteri untuk mengawasi dan menasehati PTPN Holding. Oleh karena itu, saya ingin menyampaikan beberapa hal kepada Bapak Ibu semua. Bahwa, transformasi itu adalah keniscayaan. Banyak contoh perusahaan dengan brand sangat kuat akhirnya punah. Padahal, mereka tidak melakukan kesalahan. Kesalahannya, dia tidak peka dengan perubahan,” kata dia.
Beberapa kata kontemplatif disampaikan Zulkifli Zaini. Dua diantaranya, tidak ada cara lama yang menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda, dan unggul. Hanya cara-cara baru yang akan menghasilkan pembaruan yang akan mempertahankan keberadaan kita.”
Selain itu, Zaini juga mengatakan, akan selalu ada ruang yang lebih luas untuk melakukan perbaikan. Sebab, kata dia, ruang terbesar di dunia ini adalah ruang perbaikan, improvement area.
Berkait dengan strategi menaikkan kinerja perusahaan dengan berbagai program transformasi, Zaini mengingatkan bahwa strategi adalah cara.
Sedangkan yang akan menjadi nyata adalah gerak yang drirencakan dan dijalankan sedemikian rupa.
“Strategy is not you say. Strategy is what yo do! Intinya, eksekusi-eksekusi-eksekusi,” kata dia. (*)
Komentar