Bisnislampung.com – Gubernur Lampung Arinal Djunaidi memaparkan 3 pilar utama untuk mewujudkan desa cerdas yaitu Pilar Pertama, Pemerintahan Desa yang Cerdas (smart government). Pilar Kedua, ekonomi Kreatif (smart economy), dan Pilar Ketiga, Inkubasi Desa (smart people).
Hal ini Arinal paparkan saat menjadi keynote speaker pada acara seminar Teknologi Akuntansi Bisnis, Ekonomi, dan Akuntansi (Stabek 5) bertemakan Menuju Desa Digital: Kemajuan Teknologi Kesetaraan Akses dan Kolaborasi, yang diselenggarakan oleh FEB Universitas Lampung secara virtual, di Mahan Agung, Bandar Lampung, Kamis (11/11/2021).
Menurut Arinal, dalam smart government akan dicapai optimalisasi sistem layanan administrasi pemerintahan desa berbasis digital yang prima dan terintegrasi baik di tingkat desa, kecamatan, kabupaten hingga provinsi.
“Ini menjadi pilar utama dan pertama yang harus dilaksanakan dalam rangka mewujudkan good governance dan e-government,” jelas Arinal.
Ia menyatakan, Pemerintahan desa yang cerdas juga sebagai implementasi dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 02 Tahun 2017 tentang Standar Pelayanan Minimal Desa yang bertujuan untuk mendekatkan pelayanan, mempermudah, keterbukaan, dan efektifitas pelayanan kepada masyarakat.
Arinal juga mengungkapkan bahwa Aplikasi Smart Village Lampung sampai dengan akhir bulan Oktober 2021 telah terimplementasi di 130 desa lokus sebagai pilot project dan 1.063 desa lain yang menggunakan aplikasi yang sama. Dan di tahun 2022 ditargetkan 2.435 Desa se-Provinsi Lampung dapat terintegrasi seluruhnya.
Pilar kedua adalah smart economy yang bertujuan mendorong dan mengoptimalkan sektor ekonomi kerakyatan serta terciptanya pertumbuhan ekonomi baru di Desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang dikolaborasikan dengan teknologi digital dan pemasaran secara online.
Dengan harapan pelaku usaha di desa akan mendapatkan akses pengetahuan, pasar, promosi dan pembiayaan dengan memanfaatkan teknologi digital yang terintegrasi dengan portal Smart Village Lampung.
“Upaya – upaya yang telah dilakukan yaitu Pertama, Telah dilaksanakan pembayaran pajak dan retribusi daerah khususnya Pajak Kendaraan Bermotor melalui aplikasi elektronik samsat desa (e-samdes) di 26 BUMDes yang bekerja sama dengan samsat,” ujar Arinal
“Untuk target sampai dengan akhir tahun ini dapat terimplementasi di 130 BUMDes yang tersebar di seluruh Provinsi Lampung. Kedua, program DesaMart merupakan unit usaha BUMDes yang bekerjasama dengan pengusaha lokal bertujuan melayani kebutuhan masyarakat dan membantu pemasaran hasil-hasil produksi desa,” kata dia.
Kemudian, lanjut Arinal, Pilar ke-3 adalah smart people yang bertujuan mewujudkan peningkatan pengetahuan masyarakat desa dalam memanfaatkan berbagai potensi yang ada.
Melalui program Inkubasi Desa atau Sekolah Desa diharapkan dapat menjadi salah satu kekuatan sosial dan ekonomi digital di Lampung melalui peningkatkan kualitas dan kapasitas SDM yang ada di desa. Dengan berbagai program pelatihan, pendampingan, akses modal usaha, jejaring pasar dan layanan lainnya yang berbasis digital.
Hal ini akan dapat menjamin keberlangsungan aktivitas desa yang berkualitas, dengan harapan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan desa semakin aktif, efektif dan bermanfaat.
Hasil pendataan Indeks Desa Membangun (IDM) berdasarkan keputusan Dirjen Pembangunan Desa dan Perdesaan Nomor 398.4.1 tahun 2021, ujar Gubernur Arinal, status desa di Provinsi Lampung mengalami peningkatan yang signifikan.
“Persentase progres IDM, desa mandiri dari 6 desa menjadi 60 desa bertambah 257,14%, desa maju dari 232 desa menjadi 542 desa bertambah 83,78%. Desa tertinggal dari 504 desa menjadi 128 desa atau berkurang 166,37%, Sedangkan desa sangat tertinggal dari 19 jadi habis. Sehingga saat ini di Provinsi Lampung tidak ada lagi desa dengan status desa sangat tertinggal,” jelas Arinal.
Ia menyambut baik dan mengucapkan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada civitas akademika Universitas Lampung atas peran serta dan kerja keras demi terlaksananya seminar ini.
Serta ucapan terima kasih kepada Kepala Pusat Pengembangan Daya Saing DTT Helmiati yang telah mendukung pelaksanaan seminar ini.
Selain itu, Ia menjelaskan Provinsi Lampung dengan Visi Rakyat Lampung Berjaya melalui Misi ke-2 Mewujudkan Good Governance untuk meningkatkan kualitas dan pemerataan pelayanan publik dan Misi ke-5 Membangun kekuatan ekonomi masyarakat berbasis pertanian dan wilayah perdesaan yang seimbang dengan wilayah perkotaan.
Juga memiliki program Smart Village atau desa cerdas berbasis digital dengan indikator kinerja yaitu Meningkatkan literasi internet bagi warga desa, Digitalisasi Administrasi Pemerintahan Desa, Pelayanan Publik, dan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan.
Kemudian, Melibatkan masyarakat desa dalam bentuk penyampaian aspirasi berbasis interaksi online atau aplikasi, sehingga pelayanan kepada masyarakat dapat dilaksanakan dengan cepat dan tepat.
Sementara itu, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi yang diwakili Kepala Pusat Pengembangan Daya Saing, DTT Helmiati turut menjadi Keynote Speaker dengan tema desa cerdas menuju desa digital berbasis daya saing pusat.
Helmiati mengungkapkan bahwa tujuan pengembangan desa digital antara lain menggerakkan perekonomian desa dan pemberdayaan masyarakat desa yang dapat memberikan manfaat seperti yang sudah dilakukan oleh Provinsi Lampung.
Kemudian meningkatkan percepatan akses dan pembangunan infrastruktur digital untuk memberikan pelayanan yang cepat dan efisien.
Dekan FEB Unila Nairobi mengungkapkan kegiatan seminar ini dalam rangka meningkatkan peran serta dan partisipasi para dosen Universitas Lampung, PTN/PTS dilingkungan se-Provinsi Lampung, dan Indonesia.
Kegiatan ini juga mengkaitkan penelitian dan sampling kepada masyarakat sebagai perwujudan peran akademisi dalam mendukung pembangunan desa.
Seminar ini turut diikuti oleh peneliti, akademisi, dan praktisi dari 37 Universitas di Indonesia. (*)
Komentar