oleh

5 Bisnis Bertahan Saat Pandemi Melanda

Bisnislampung.com, Bandarlampung – Kepanikan dan kecemasan mendarat di hati para pelaku bisnis ketika krisis ekonomi menyebar hampir seluruh negara di dunia akibat virus Corona.

Agar terhindar dari permasalahan itu, para pebisnis perlu mengetahui beberapa sektor bisnis yang mampu bertahan saat krisis pandemi masih berlangsung.

Pebisnis perlu mengamati situasi tertentu, dan melihat setiap peluang yang muncul di permukaan pasar.

Peluang ini merupakan momentum akibat adanya kebutuhan pasar yang belum dapat dipenuhi secara keseluruhan.

Berikut ini 5 Bisnis yang tahan saat Pandemi :

1. Food and Beverage

Food and beverage adalah salah satu sektor bisnis yang mampu bertahan saat krisis ekonomi. Hal ini karena masyarakat membutuhkan pasokan makanan dan minuman dalam kondisi apapun bahkan kondisi serba sulit sekalipun.

Dengan demikian sektor ini tidak pernah surut ketika krisis ekonomi melanda suatu wilayah. Bisnis kuliner bisa saja nengalami penurunan omset, namun perputaran uang yang besar dalam waktu yang cepat membuat bisnis ini tak memiliki alasan untuk mengalami kebangkrutan.

BACA JUGA :  BUMD Lampung Resmikan Lounge VIP di Dermaga Eksekutif Bakauhueni

Terlebih jika anda bisa menjalankan strategi peningkatan dengan berinovasi sesuai perubahan perilaku konsumen dari masa kemasa.

Intinya diperlukan integritas dalam jiwa setiap pelaku usaha, sehingga muncul peluang kepercayaan konsumen terutama ketika banyak pesaing tidak mampu memenuhi janjinya.

2. Bisnis Kebutuhan Pokok

Kebutuhan bahan pokok, bahan pangan pokok atau kita kenal sebutan Sembako (Sembilan Bahan Pokok) sangat dibutuhkan.

Bisnis ini merupakan salah satu kebutuhan primer masyarakat yang tidak bisa diabaikan dalam kondisi apapun termasuk kondisi krisis ekonomi.

Hal ini membuat perdagangan bahan pokok menjadi salah satu sektor bisnis tahan krisis meskipun terjadi fluktuasi harga komoditas karena faktor persediaan dan permintaan.

Namun, hal itu tidak akan menjadi persoalan besar jika mengelola keuangan dengan baik terutama mengelola modal kerja agar dapat mengambil peluang ketika harga sedang turun dan bisa tetap bertahan ketika harga bahan pokok sedang melonjak.

3. Kesehatan

Kebutuhan jasa atau produk kesehatan ini selalu dibutuhkan masyarakat baik pada masa normal maupun saat krisis sekalipun.

BACA JUGA :  Cara Berternak Murai Batu Bahorok dan Marike

Masyarakat tetap membutuhkan jasa layanan kesehatan dan produk kesehatan sebagai salah satu kebutuhan yang krusial untuk tetap bertahan hidup.

Contohnya para tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, apoteker hingga karyawan pusat kesehatan berada di garda terdepan untuk menjamin kesehatan masyarakat. Terlebih ketika masa kritis akibat virus Corona yang terjadi di berbagai belahan dunia seperti saat ini.

Bisnis kesehatan ini bukan hanya bertahan, tetapi justru naik berkali-kali lipat ketika krisis pandemi semakin mewabah di Indonesia maupun berbagai belaha dunia.

4. Pendidikan dan Pelatihan

Jasa Pendidikan dan Pelatihan terbukti mampu bertahan saat pandemi. Terbukti dengan hadirnya berbagai macam paket pelatihan dan pendidikan yang tersebar luas di iklan berbagai media platform.

Krisis merupakan momentum yang tepat untuk mengevaluasi diri sekaligus lebih memperbanyak pengetahuan untuk terus mengembangkan diri.

Hal ini yang membuat bisnis di industri pendidikan dan pelatihan lebih mampu bertahan saat perekonomian dan kondisi krisis buruk  sekalipun.

Anda pasti tahu dengan Tung Desem Waringin (TDW). Ya, motivator satu ini tetap eksis dengan berbagai macam pelatihan dan pendidikan terkait Financial Revolution.

BACA JUGA :  Erick Thohir Tinjau Pelaksanaan Vaksin Booster di PTPN VII

Namun, seiring kasus pandemi terus meningkat di Indonesia yang wajib mengurangi dan meniadakan kegiatan tatap muka. TDW akhirnya memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk tetap menjangkau pelanggannya dengan pelatihan virtual.

5. Bisnis Digital

Tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan teknologi membawa pencerahan bagi masyarakat dan mampu mendukung pengembangan sektor bisnis.

Hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) periode 2019-kuartal II/ 2020 mencatat, pengguna internet di Indonesia mencapai 196,7 juta jiwa.

Tingginya angka pengguna internet membuktikan bahwa bisnis ini mampu bertahan dan terus berkembang.

Dalam prosesnya, bisnis digital justru menjadi solusi bagi sebagian besar masyarakat untuk keluar dari persoalan.

Bahkan dapat mendorong masyarakat untuk keluar dari masa krisis, misalnya teknologi digital berupa aplikasi video conference yang bisa membantu karyawan untuk bertatap muka jarak jauh dan menyelesaikan persoalan bisnis
Seketika.

Sekian dulu ulasan Bisnislampung.com kali ini. Tentunya, kita semua berharap agar pandemi segera berakhir dan semua sektor bisnis kembali pulih. (*)

addgoogle

Komentar