BANDARLAMPUNG —– Dalam rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan 1443 H, Pemerintah Provinsi Lampung bersama DPP Lampung Sai menggelar tradisi masyarakat Lampung Blangikhan di Bumi Kedaton Resort, Batu Putu, Teluk Betung Utara, Kamis (24/3/2022).
Tradisi ini merupakan adat budaya Lampung dalam menghadapi Ramadhan.
Acara diawali arak-arakan kereta kencana menuju lokasi Blangikhan.
Hadir pada kesempatan itu, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi diwakili Sekretaris Daerah Fahrizal Darminto, Ketua Umum DPP Lampung Sai Komjen Pol (Purn) Sjachroedin ZP dan Ketua Harian DPP Lampung Sai Rycko Menoza SZP.
Blangikhan merupakan tradisi mandi di kolam atau sungai yang menjadi simbol kebersihan jasmani dan rohani sekaligus upaya untuk terus melestarikan adat budaya Lampung dalam rangka menyongsong Bulan Suci Ramadhan.
“Tradisi Lampung ini adalah simbol untuk mensucikan hati, sebagai bekal memasuki bulan Suci Ramadhan sehingga dapat menjalankan ibadah dengan lancar dan khusyuk,” ujar Sekdaprov Fahrizal.
Fahrizal mengatakan Blangikhan merupakan ritual yang secara turun menurun diwariskan oleh leluhur.
Menurutnya, didalamnya mengandung makna yang sangat dalam dan merupakan pelajaran berharga bagi generasi penerus/ generasi muda.
“Disamping merupakan pertujukan budaya untuk menunjang tumbuh kembangnya pariwisata Provinsi Lampung juga untuk mempersiapakn diri memasuki bulan Ramadhan,” katanya.
Fahrizal berharap ritual tradisi Blangikhan sebagai simbol untuk mensucikan diri dan hati sebagai bekal memasuki bulan suci Ramadhan sekaligus upaya mempertahankan dan melestarikan budaya Lampung agar tidak punah dimakan zaman.
“Ke depan, acara Blangikhan ini agar kita tingkatkan menjadi Festival Blangikhan sehingga akan semakin menarik para wisatawan dan semakin meningkatnya budaya Lampung untuk dikenal masyarakat luas,” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum DPP Lampung Sai melalui Ketua Harian Rycko Menoza SZP mengatakan Blangikhan ini merupakan teradisi yang rutin dilakukan dalam rangka menyambut masuknya Bulan Ramadhan.
“Tradisi ini untuk terus diselestarikan oleh generasi muda agar bisa memahami adat isitiadat yang dilestarikan nenek moyang kita sekaligus memperkenalkan Lampung tidak hanya di mata nasional tapi internasional,” ujar Rycko.
Rycko menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Lampung atas partisipasi dalam mendukung kegiatan Blangikhan.
Dalam rangkaian kegiatan itu, dilakukan prosesi penyerahan sarana Blangikhan berupa guci atau kendi berisi air dari tujuh mata air keramat di Lampung yang kemudian dipecahkan sebagai tanda dimulainya Blangikhan.
Dilanjutkan, menyiram muli mekhanai dan diakhiri menebar benih ikan.
Acara ini turut dihadiri Irjen Pol (Purn) Taufiqurrahman Ruki dan mantan Bupati Lampung Tengah Andy Achmad Sampurna Jaya.
Kemudian, tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta yang tergabung dalam Majelis Penyimbang Adat Lampung (MPAL) dan Forum Komunikasi Masyarakat Lampung (Fokmal).(*)
Komentar