BUNGAMAYANG – PT Buma Cima Nusantara (BCN) anak perusahaan PTPN VII menyiapkan gula kemasan 1 kilo gram untuk masuk ke pasar retail.
Gula eceran ini akan diproduksi berbarengan dengan dimulainya musim giling 2021 yang diperkirakan bulan Juni 2021. Untuk tahap awal, akan diproduksi satu juta pack dengan merek Walini.
Pernyataan itu disampaikan Direktur Utama PT BCN Putu Sukarmen saat menerima kunjungan Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Lampung A. Chrisna Putra, Kamis (25/3/21).
Pada kunjungan pejabat Pemprov itu turut menyambut, General Mananager PT BCN Unit PG Bungamayang Willy Mulyawan dan para manajer.
Putu menjelaskan, gula kemasan 1 kg ini merupakan produksi perdana milik PT BCN dari dua industri gulanya, yakni PG Bungamayang (Lampung) dan PG Cintamanis (Sumsel).
Sedangkan merek Walini adalah mandat dari induk perusahaan (PTPN Holding) yang mengamanatkan semua industri gulanya menggunakan merek yang sama.
“Peralatan kami sudah siap. Begitu musim giling tiba pada Juni (2021) nanti, kami langsung operasikan alat kemas satu kilo itu. Alatnya sangat cepat, bisa membungkus 20 kemasan per menit,” kata Putu.
Menurut Putu, PG Buma memiliki potensi yang cukup besar dalam mensukseskan program swasembada pangan yang telah dicanangkan pemerintah. Khusus di Provinsi Lampung,
PG Bungamayang siap bersinergi dengan dinas terkait dalam mensukseskan program Gubernur Lampung Kartu Petani Berjaya (KPB).
“Melalui strategi transformasi bisnis PTPN Group, PT. BCN saat ini telah merambah bisnis hilir. Kami mengenalkan produk gula ke pasar retail sebagai langkah strategis menjaga pasokan gula dan stabilitas harga gula nasional,” kata dia.
Produk gula Walini kemasan 1 kg, diproduksi dengan budidaya tanaman sesuai GAP (good agriculture practices) dan pengolahan sesuai GMP (good manufacturing practices).
Produk ini direncanakan akan masuk pasar retail dengan bersaing. Ini adalah bagian dari peran PT BCN dalam upaya mensukseskan program swasembada pangan nasional.
Sementara Kadis Perkebunan Provinsi Lampung, A. Chrisna Putra mengatakan kunjungan ke PG Buma ini untuk silaturahim sekaligus memberikan pembinaan.
“Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari Rakor Perkebunan se-Provinsi Lampung tanggal 2 Februari 2021 di Agropark dan arahan Pak Gubernur Lampung,” kata Chrisna.
Dalam Rakor tersebut, kata Chrisna, Dinas Perkebunan diminta untuk meningkatkan kemitraan antara petani dan pihak ketiga. Juga mengenalkan Program Kartu Petani Berjaya yang telah digulirkan untuk memberikan peluang bagi para petani/perkebun untuk menikmati akses kemudahan dari usaha tanaman perkebunan yang mereka usahakan.
Provinsi Lampung, tambah Chrisna, memiliki 6 pabrik gula, diantaranya milik PTPN VII, PT Gunung Madu Plantation, Sugar Grup, PT. Gula Putih Mataram, Indo Lampung, dan PT. Adhi Karya Gemilang. Lampung juga berkontribusi memenuhi kebutuhan gula nasional sebesar 30 persen.
Tri Widhiyqnto, selaku kepala divisi tanaman PT.BCN mengharapkan dinas perkebunan bisa membantu penambahan areal TR dengan menggunakan bibit bersertifikasi.
PTPN VII melalui anak perusahaan PT. BCN melaksanakan kegiatan mengelola dua pabrik gula, PG Bungamayang dan Cintamanis dengan masing-masing kapasitas produksi 7500 TCD dan 5500 TCD.
Pada kunjungan ini, selain melakukan diskusi bersama juga dilakukan peninjauan alat kemas gula retil 1 kg. Selanjutnya dilakukan kunjungan kebun bibit uji multi lokasi dengan 30 varietas unggul harapan yang bekerja sama antara PT. BCN dan P3GI
Pemprov Lampung mengharapkan penyediaan kebutuhan gula pasir saat Bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri dapat terpenuhi.
Selain itu, melalui penyediaan gula ritel (kemasan) 1 kg yang akan diluncurkan PTPN VII, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gula masyarakat dengan harga yang terjangkau untuk masyarakat.
Pemprov Lampung juga mendukung pembangunan dan pengembangan tebu sebagai bahan baku gula pasir.
Mulai dari pengembangan bibit tebu yang bersertifikasi, pengembangan varietas unggul, program kemitraan dan CSR.(*)
Komentar