oleh

Komisi X DPR RI dan Pemkab Pesawaran Siapkan 3 Sekolah Penggerak

Bisnislampung.com Komisi X DPR RI dan Pemerintah Kabupaten Pesawaran akan mempersiapkan 3 sekolah penggerak di kabupaten tersebut. Sebagaimana diketahui, Pesawaran saat ini memiliki 20 penggerak. Sementara sekolah penggerak belum tersedia, sehinga kedepan Komisi X DPR RI berinisiasi bersama Pemkab setempat untuk menggalakan program tersebut.

Anggota Komisi X DPR RI Muhammad Kadafi mengatakan akan mempersiapkan 3 sekolah penggerak di Kabupaten Pesawaran.

“Kita akan mendorong kelengkapan baik dalam hal persyaratan maupun pemberkaasan sekolah penggerak itu,” ucap M. Kadafi usai menghadiri Workshop Pendidikan di Hotel Radisson, Selasa (16/11/2021).

BACA JUGA :  Siap-Siap! Sekolah Tatap Muka di Lampung Sebentar Lagi Dibuka

Ia menyatakan, saat ini guru penggerak sudah banyak di Pesawaran. Oleh sebab itu, Ia berharap dengan program sekolah penggerak maka nantinya semakin baik pula kualitas pendidikan di Pesawaran.

Sementara, Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona, mengatakan kegiatan workshop pendidikan Kemendikbudristek ini luar biasa karena mengundang guru-guru di Pesawaran untuk meningkatkan standarisasi dan kemampuan mengajar pasca pandemi Covid-19.

BACA JUGA :  Bupati Pesawaran Tinjau Banjir dan Longsor di Teluk Pandan

“Kita memandang perlu sentuhan program Kementerian dan DPR RI untuk mengupgrading standarisasi pendidikan dimasa pandemi, dimana dinamika pendidikan terus berkembang,” papar dia.

Ia berharap, workshop pendidikan ini nantinya membahas dan menghasilkan solusi dalam upaya meningkatkan pendidikan di Pesawaran.

“Insyallah akan dibedah bersama dan mengeluarkan solusi terbaik dalam upaya standarisiasi pembelajaran,” ucap dia.

BACA JUGA :  Tingkatkan Kemanan dan Ketertiban, Forkopimda Kabupaten Pesawaran Deklarasikan Penertiban Hiburan

Ia mengatakan, saat ini Kabupaten Pesawaran sudah zona hijau dan menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM) meski dengan prokes yang ketat. Untuk meningkatkan standarisasi sekolah di masa pandemi, Ia menekankan untuk menerapkan prokes, jam sekolah, aktifitas murid sekolah dibtasi dan masih adanya kurikulum yang ketinggalan akibat pandemi.

“Ada pembelajaran yang ketertinggalan, seperti tidak bisa dilakukan dengan daring tetapi harus luring, maka kita kejar ketertinggalan tersebut,” tandasnya. (Nurjulilla)

addgoogle

Komentar

News Feed