Bisnislampung.com – Presiden Jokowi menggunakan mobil dinas Mercedes-Benz S600 Guard saat kunjungan kerja (Kunker) di Provinsi Lampung, Kamis (2/9/2021).
Mobil pabrikan Jerman ini tentunya memiliki spesifikasi kemewahan dan keamanan seorang kepala negara.
Mulai dari sistem keamanan anti peluru, anti granat, sampai dengan dapur pacu mumpuni.
Yuk kita intip Mercedes-Benz S600 Guard yang fiturnya sangat berbeda dengan unit biasanya.
Mobil ini dibekali mesin V12 berkubikasi 6000cc yang memiliki tenaga 530 tk dan torsi 830 Nm yang dengan sistem transmisi otomatis 7G-TRONIC.
Fitur keselamatan dilengkapi dengan bodi plat baja yang mampu melindungi serangan senjata api atau bahan peledak.
Seluruh kaca juga menggunakan bahan polycarbonate khusus anti-peluru dan bahan peledak ringan.
Kabin jok penumpang menggunakan pengaturan elektrik dan sandaran kaki serta dilengkapi juga dengan fitur penghangat dan fitur pijat.
Air bag sudah pasti ada dan untuk komunikasi menggunakan telepon satelit dengan pengaturan melalui layar sentuh. Ada juga pendingin
Mercedes-Benz S600 Guard juga dilengkapi dengan Night View Assist Plus, kamera 360 derajat, tirai elektrik, panic Alarm System.
Untuk sistem pemadam api ringan otomatis serta sistem sirkulasi udara segar darurat dengan oksigen cadangan yang akan melindungi penumpangnya dari serangan asap atau gas beracun.
Ada juga paket bantuan mengemudi PLUS, termasuk di dalamnya sistem bantuan DISTRONIC PLUS dengan Stop & Go Pilot, rem BAS PLUS, Active Blind Spot Assist.
Kemudian ada Active Lane Keeping Assist, dan PRE SAFE Brake dengan pengenalan pejalan kaki, Electronic Stability Program (ESP), dan Electric Parking Brake (EPB).
Diketahui, selama di Provinsi Lampung Jokowi memiliki 5 agenda penting.
Mulai dari meninjau vaksinasi sampai meresmikan Bendungan Way Sekampung, Pringsewu.
Itulah tadi ulasan Bisnislampung.com soal kecanggihan mobil dinas Presiden Joko Widodo. Keamanan dan keselamatan seorang kepala negara adalah hal penting.
Jadi, wajar seorang kepala negara mendapat fasilitas mewah dan pengamanan nomor wahid di Indonesia. (*)
Komentar